Dunia

Israel Gelar Pawai Bendera di Yerusalem, Bisa Bentrok dengan Palestina

Ilustrasi -- Situasi di Kota Tua, Yerusalem, saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas (dok. AP/Felipe Dana)

GILANGNEWS.COM - Kelompok nasionalis sayap kanan-jauh di Israel akan menggelar pawai bendera di dalam dan sekitar Kota Tua, Yerusalem Timur, pada Selasa (15/6) waktu setempat. Pawai bendera ini berisiko memicu bentrokan terbaru dengan warga Palestina.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/6/2021), faksi Palestina menyebut pawai bendera itu sebagai 'provokasi' dan menyerukan digelarnya aksi 'Hari Kemarahan' di Gaza dan Tepi Barat. Hamas yang menguasai Gaza bahkan memperingatkan konflik terbaru akan pecah jika pawai kontroversial itu tetap digelar.

"Kami memperingatkan dampak berbahaya yang mungkin timbul dari niat kekuatan pendudukan yang mengizinkan para pemukim ekstremis Israel untuk melakukan Pawai Bendera di Yerusalem besok," demikian pernyataan Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammad Shtayyeh, pada Senin (14/6).

Pawai yang digelar kelompok nasionalis dan sayap kanan-jauh Israel itu diketahui digelar tahunan, untuk memperingati pencaplokan Yerusalem Timur oleh Israel setelah perang Timur Tengah tahun 1967 silam. Biasanya pawai bendera itu akan melintasi Gerbang Damaskus dan Kawasan Muslim di Yerusalem Timur.

Untuk tahun ini, pawai bendera ini dialihkan rutenya demi menghindari Kawasan Muslim di Kota Tua. Pawai ini seharusnya digelar 10 Mei lalu, namun tertunda saat ketegangan yang memuncak di Yerusalem mendorong Hamas melancarkan serangan roket yang berujung pertempuran berdarah selama 11 hari dengan Israel.

Kelompok sayap kanan Israel menuduh pemerintah tunduk pada Hamas dengan mengubah rute pawai ini. Setelah sempat tertunda, pawai ini kembali dijadwalkan digelar usai gencatan senjata disepakati Israel dan Hamas sejak 21 Mei lalu.

Pawai bendera yang terbaru akan digelar pada Selasa (15/6) petang, sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Pelaksanaan pawai bendera ini memberikan tantangan bagi PM baru Israel, Naftali Bennett, yang mulai menjabat pada Minggu (13/6) waktu setempat setelah melengserkan Benjamin Netanyahu yang menjabat selama 12 tahun terakhir.

Menteri Keamanan Dalam Negeri pada pemerintahan Bennett menyetujui pelaksanaan pawai bendera di Yerusalem ini pada Senin (14/6) waktu setempat.

Adanya perubahan rute atau pembatasan pawai bisa berdampak buruk pada koalisi pemerintahan Bennett, terutama setelah Netanyahu yang kini menjadi pemimpin oposisi menuduh pemerintahan baru Israel memberikan hak veto kepada Hamas atas peristiwa di Yerusalem.

"Waktunya telah datang bagi Israel untuk mengancam Hamas dan bukan bagi Hamas untuk mengancam Israel," cetus anggota parlemen sayap kanan-jauh ISrael, Itamar Ben-Gvir, dalam pernyataan via Twitter.

Rute resmi dari pawai bendera ini belum diumumkan. Laporan media-media Israel menyebut kepolisian akan mengizinkan partisipan berkumpul di luar Gerbang Damaskus, Kota Kota, namun tidak akan mengizinkan mereka masuk hingga ke Kawasan Muslim, yang banyak dihuni warga Palestina.

Warga Palestina sendiri akan menggelar aksi protes pukul 18.00 waktu setempat di wilayah Gaza. Baik Hamas maupun faksi Fatah yang menaungi Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, telah menyerukan agar warga Palestina berkumpul di Kota Tua untuk melawan pawai bendera itu.

Militer Israel sendiri, menurut media-media lokal Israel, telah bersiap-siap untuk kemungkinan eskalasi konflik di Gaza terkait pawai itu. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem melarang pegawai dan keluarganya memasuki Kota Tua pada Selasa (15/6) waktu setempat.

 


Tulis Komentar