Nasional

Analisis Pakar soal Logistik Taliban: Uang dari Kokain-Senjata dari Rusia

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Taliban menduduki ibu kota Afghanistan, Kabul, hingga membuat Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari istana kepresidenan. Dari mana saja sumber dana untuk operasi Taliban?

Akademisi dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman, memberi analisis soal sumber dana Taliban. Dia mengatakan Taliban mendapat dana dari kegiatan ilegal.

"Uang berasal dari dana penjualan kokain dan usaha kriminal lainnya USD 300 million to USD 1,6 billion per tahun," ujar Suzie kepada wartawan, Senin (16/8/2021).

"Penghasilan dari narkoba kurang-lebih USD 460 million. Upaya pertambangan menghasilkan kurang-lebih USD 464 million tahun lalu. Ada dukungan dana dari jejaring NGOs 'Network of Nongovernmental Charitable Foundations' dan dukungan dari orang-orang kaya," sambungnya.

Suzie menyebut dana dalam jumlah besar itu membuat Taliban bisa membeli senjata dari berbagai pihak. Dia menyebut Taliban juga memperoleh dana dari sumber lain.

"Logistik mereka dapat dari China. Senjata dan training dari Rusia. Taliban juga memperoleh uang dari Pakistan dan Iran," tutur Suzie.

"Taliban mengambil untung dari adanya US sponsored peace untuk berdusta pada Kabul akan tujuan mereka yang akan melakukan offensive secara blitzkrieg (serangan kilat)," tuturnya.

Blitzkrieg merupakan metode perang secara kilat. Metode ini digunakan oleh Jerman saat Perang Dunia II.

Kembali ke kasus Taliban, Amerika Serikat, kata Suzie, memiliki kesalahan yang membuat Afghanistan dikuasai Taliban. Menurutnya, penarikan pasukan AS dari Afghanistan dilakukan pada waktu yang tidak tepat sehingga Taliban bisa masuk ke Kabul.

"Salahnya mundurnya pasukan tidak menunggu masa musim dingin, justru dilakukan di masa Taliban bisa bergerak tanpa kendala salju," sebut Suzie.

"Winter (musim dingin) cukup menyulitkan (Taliban) untuk bergerak," lanjutnya.

Kabul Dikuasai Taliban

Presiden Ghani diketahui meninggalkan Kabul ketika Taliban mendekati Ibu Kota. Taliban akhirnya memasuki kota dan mengambil alih Istana Presiden. Taliban menyegel kemenangan militer nasional hanya dalam 10 hari.

Taliban telah melakukan serangan kilat di negara itu. Pasukan pemerintah Afghanistan runtuh tanpa dukungan militer AS.

Amerika Serikat akan menyelesaikan penarikan pasukannya sesuai dengan tenggat 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.

Pengambilalihan segera oleh Taliban memicu ketakutan dan kepanikan di Kabul. Penduduk takut akan stigma Islam garis keras kelompok itu, yang diberlakukan selama pemerintahan 1996-2001.

Sementara itu, Presiden Ghani mengatakan Taliban telah menang karena berhasil menduduki kantor kepresidenan. Ghani mengatakan Taliban bertanggung jawab penuh terhadap apa yang mereka lakukan.

"Taliban telah menang dengan penghakiman pedang dan senjata mereka dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka," kata Ghani dalam sebuah pernyataan yang diposting ke Facebook, seperti dilansir AFP, Minggu (16/8/2021).

Sikap Indonesia

Kemlu menegaskan keselamatan WNI di Afghanistan merupakan yang utama. Rencana evakuasi dimatangkan. Kini Kemlu mendorong dan mengusahakan perdamaian di Afghanistan.

"Perdamaian dan stabilitas tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Afghanistan dan dunia internasional," demikian keterangan tertulis di situs Kemlu, Senin (16/8).


Tulis Komentar