Politik

Sampah Visual Politik Menghiasi Hari Pertama Masa Tenang di Pekanbaru

GILANGNEWS.COM - Hari pertama masa tenang Pemilu 2024, Ahad (11/2/2024), seharusnya menjadi momen ruang publik bebas dari alat peraga kampanye (APK). Namun, pantauan Kompas di Pekanbaru, Riau, menunjukkan pemandangan berbeda. Baliho dan poster caleg serta capres masih terpajang di berbagai sudut kota.

Pantauan media Ahad siang baliho berukuran raksasa terlihat di sepanjang jalan Soekarno Hatta, Arengka, Pekanbaru. Seperti baliho bergambar caleg DPR RI dari Partai Nasdem Rita Zahara bersama capres Anies Baswedan. Baliho berwarna biru itu masih terpasang di jalan Soekarno Hatta sekitar toko Rumah Bayi sebelum lampu merah Arifin Achmad.

Hal yang sama juga terlihat di samping SPBU Arengka seberang Markaz PKS. Baliho Caleg DPR RI Hendri Munief juga masih terpasang. Demikian pula baliho Ahmad Tarmizi Caleg PKS berdiri di simpang Arifin Achmad.


Selain baliho berukuran besar, APK berupa spanduk dan poster masih memenuhi banyak tempat. Seperti samping flyover Arengka. Di sini, dari pantauan jumlah APK caleg, baik DPR RI, DPRD maupun DPD RI sudah mulai berkurang meski jumlahnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan pada masa kampanye lalu.

Selain di jalan-jalan besar baliho juga masih terpasang di jalan pemukiman. Seperti di jalan Muhajirin, Purwodadi, Delima maupun Cipta Karya.

Sementara itu dari beberapa pantauan terlihat beberapa warga mencopot APK milik caleg yang masih terpasang untuk diambil materialnya.

"Karena sudah masuk masa tenang saya ambil kayunya dan bahan balihonya. Masih bisa dimanfaatkan kok, apalagi kayu-kayunya," ujar salah seorang pria di jalan Purwodadi.


Fatmawati Moekahar, akademisi dan Peneliti Kampanye Politik Universitas Islam Riau (UIR), dalam kolom CAKAP RAKYAT yang terbit di CAKAPLAH.com hari ini di masa tenang ini mestinya ruang publik sudah bersih dari sampah visual politik. Para kandidat politik, harus bertanggung jawab dan bertindaklah selaku pemimpin yang baik.

"Bersihkan semua sampah politik kalian. Sampai pagi ini, jalanan masih dipenuhi sampah politik tersebut. Seharusnya sejak tadi malam sebelum memasuki masa tenang hari ini, semua sampah politik itu sudah bersih dari ruang publik. Tim sukses juga harus bekerja keras untuk membantu membersihkan semua APK itu dari setiap sudut kota/desa. Ruang publik harus Kembali bersih dan rapi," paparnya.

Fatma mengatakan sebagai peneliti dan pengajar kampanye politik, dirinya berharap para kandidat belajar dan memahami bahwa untuk mempengaruhi publik tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dan paritas serta perilaku yang tidak etis. Spanduk, baliho dan billboard yang terpampang di sepanjang jalan di seluruh wilayah di Indonesia menjadi salah satu alat promosi kandidat untuk mempengaruhi publik. Untuk mendapatkan perhatian publik, perlu berstrategi agar apa yang menjadi tujuan kampanye politik tercapai. Pertama, dari sisi waktu.

"Tidak mungkin masyarakat percaya begitu saja terhadap 'rayuan' singkat iklan politik yang menjadi sampah visual dalam tempo 75 hari tanpa ada upaya sebelumnya. Iklan politik yang sangat paritas dari sisi model dan bentuk dengan menggambarkan foto diri, nomor urut dan nama, itu bukan sebuah pendekatan persuasif untuk mempengaruhi publik," cakapnya.

Sementara itu Ketua Bawaslu Kota Pekanbaru, Ferdy, menyatakan pihaknya koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda), dalam rangka menertibkan APK baik berupa baliho, spanduk, maupun billboard.

"Penertiban APK jenis baliho atau spanduk menjadi tugas PTPS, sementara billboard akan dibantu oleh Satpol PP, Dishub, dan Bapenda. Karena billboard memiliki ketinggian tertentu yang memerlukan kerja sama lebih luas," cakap Ferdy.

Bawaslu Kota Pekanbaru menargetkan bahwa pada H-1 pemungutan suara, yaitu tanggal 13 Februari 2024, semua APK sudah berhasil ditertibkan.


Tulis Komentar