Ekonomi

Rupiah di Bawah Rp15 Ribu Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi dolar yang keok terhadap rupiah pada Senin (5/11) pagi.

GILANGNEWS.COM - Nilai tukar rupiah gagah perkasa ke posisi Rp14.939 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini, Senin (5/11). Posisi ini menguat 14 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu, yaitu Rp14.953 per dolar AS.

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang turut melemah dari dolar AS. Peso Filipina melemah 0,41 persen, renminbi China minus 0,32 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,22 persen.

Kemudian, dolar Hong Kong minus 0,18 persen, won Korea Selatan minus 0,12 persen, dan baht Thailand minus 0,12 persen. Hanya dolar Singapura dan yen Jepang yang menguat masing-masing 0,02 persen dan 0,05 persen. 

Sebaliknya, mata uang utama negara maju justru mayoritas menguat dari dolar AS. Hanya dolar Australia dan franc Swiss yang melemah, masing-masing minus 0,08 persen dan minus 0,02 persen. 

Sedangkan euro Eropa menguat 0,01 persen, dolar Kanada 0,02 persen, rubel Rusia 0,19 persen, dan poundsterling Inggris 0,21 persen. 

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah masih punya peluang untuk menguat pada hari ini. Sebab, sentimen dari dalam negeri diperkirakan masih cukup mampu menopang penguatan rupiah.

Namun, menurutnya, ada pula sentimen yang perlu diwaspadai karena bisa menekan penguatan rupiah, yaitu rilis data Non-Farm Payroll Amerika Serikat (NFP) mengenai penciptaan lapangan kerja dan upah. 

"Meski diperkirakan masih ada peluang kenaikan, namun juga diwaspadai potensi terapresiasinya dolar AS dengan telah dirilisnya data ketenagakerjaan AS yang mengalami kenaikan," ucap Reza, Senin (5/11).


Tulis Komentar