Ekonomi

Mendes Sebut Dana Desa Tanpa Infrastruktur Tak Efektif

Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo menyebut penyaluran dana desa harus didukung sinergi antar kementerian, seperti pembangunan infrastruktur dan ketersediaan BBM.

GILANGNEWS.COM - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menyebut dana desa kurang efektif jika diberikan pada daerah yang infrastrukturnya belum terbangun.

"Dana desa itu kurang efektif kalau daerah tersebut infrastruktur utamanya tidak ada. Misalnya jalan tidak ada, kita harus pakai pesawat. Dana Rp1 miliar jadi tidak efektif karena apa-apa mahal," ujar Eko di Jakarta, Senin (10/12).

Untuk itu, menurut dia, dana desa harus didukung oleh sinergi program antarkementerian atau lembaga lainnya, terutama terkait proyek pembangunan infastruktur seperti jalan dan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga terjangkau.
"Kan ada program Trans Papua dan BBM Satu Harga, karena kalau BBM mahal, dana desa berapapun juga tidak efektif," kata Eko.

Sejak mulai dikucurkan pada 2015, alokasi anggaran dana desa terus meningkat. Pada 2015, alokasi dana desa mencapai Rp20,67 triliun, lalu meningkat pada 2016 menjadi Rp46,98 triliun, serta Rp60 triliun pada 2017 dan 2018.

Penyerapannya juga tercatat meningkat setiap tahun. Pada 2015, realisasi dana desa mencapai 82,72 persen, 2016 mencapai 97,65 persen, dan 2017 mencapai 98,54 persen.

Berdasarkan data Podes 2018 yang dirilis BPS, jumlah desa dengan status tertinggal berkurang sebanyak 6.518 desa, melampaui target pemerintah dalam RPJMN 2015-2019 sebanyak 5.000 desa tertinggal. 

Saat ini, mayoritas desa kategori tertinggal masih berada di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Kalimantan.


Tulis Komentar