Riau

Budidaya Ikan Patin di Kabupaten Kampar Miliki Peluang Ekspor

GILANGNEWS.COM - Kabupaten Kampar kini menjadi central ikan patin di Provinsi Riau. Dalam sehari, kelompok budidaya ikan di Desa Koto Masjid bisa memanen ikan patin sebanyak 15 ton dengan berat ikan patin per ekor 1 kilogram. Ikan patin dari desa ini dipasarkan hingga ke Sumatera Utara, Bengkulu dan provinsi lainnya di Pulau Sumatera.

Ketua BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Kampung Patin Desa Koto Masjid, Mustakim SPd mengatakan kepada Wartawan, dengan kedatangan Gubernur Riau Syamsuar ke Desa Koto Masjid ini dapat membuka peluang ekspor dan meningkatkan pemasaran ikan patin yang ada di Kabupaten Kampar.

"Saat memberikan semangat kepada kami, beliau (Syamsuar, red) mengatakan ada peluang ekspor ikan patin dari Provinsi Riau," kata Mustakim, di sela-sela kunjungan kerja Gubernur Riau Syamsuar saat meninjau budidaya ikan patin dan pembuatan pakan ikan mandiri di Desa Koto Masjid.

Dengan kehadiran Syamsuar di Kabupaten Kampar hari ini, sambung Mustakim, menjadi motivasi bagi masyarakat untuk lebih serius menekuni budidaya ikan patin. Namun, kendala ekspor yang dihadapi saat ini, berupa tekstur daging ikan patin.

"Karena masyarakat international menginginkan tekstur daging ikan patin yang berwarna putih. Sekarang ini, warna dagingnya oranye, jadi punya julukan manggo fish. Ditambah, ada peluang besar pemasaran ikan patin fillet dari Riau, karena permintaan besar dari negara Cina," ungkapnya.

Untuk kolam budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, dikatakannya, ada sekitar 1.000 kolam yang tergabung dalam lima kelompok budidaya ikan di Desa Koto Masjid, dengan luas 150 hektar. Selain ikan segar, produk dari ikan patin berupa ikan patin asap yang sudah memiliki pasar di Pulau Sumatera.

"Untuk ikan patin segar, kita mengisi pasar di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi dan Palembang," ujarnya.

Syamsuar meninjau pembuatan pakan ikan mandiri dan sejumlah kolam ikan patin didampingi Bupati Kampar Catur Sugeng, Sekdakab Kampar, Kepala Dinas PUPR Dadang Eko Purwanto, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Herman Machmud, Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Holikutura Ferry HC, Kepala Biro Humas, Protokol dan Kerjasama Firdaus, serta sejumlah instansi terkait.


Tulis Komentar