PEKANBARU

Kulim Bersinar! Lampu Colok Raksasa Bentuk Masjid Memukau Masyarakat

Lampu Colok Raksasa Kulim

PEKANBARU - Malam ke-27 Ramadan di Pekanbaru selalu istimewa. Ribuan Lampu Colok, tradisi warisan budaya Melayu, menerangi kota dengan kerlap-kerlip cahaya. Di Kecamatan Kulim, sebuah Lampu Colok raksasa berbentuk masjid menjadi pusat perhatian.

Terbuat dari 3.800 kaleng bekas, Lampu Colok raksasa ini berdiri kokoh dengan tinggi 13 meter dan lebar 17 meter di Jalan Bukit Barisan. Keindahannya memukau, memancarkan cahaya dalam bentuk masjid yang megah.

"Kami ingin melestarikan tradisi Lampu Colok yang hampir terlupakan," kata Raja Faisal Febnaldi, M.IP., Camat Kulim, inisiator di balik karya seni gemilang ini.

Tradisi Lampu Colok dulunya menjadi penerangan bagi masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah di malam Ramadan. Kini, festival ini menjadi momen untuk melestarikan budaya dan mempererat tali persaudaraan.

Kerjasama dan kekompakan warga Kulim terlihat jelas dalam pembuatan Lampu Colok raksasa ini. Dari mencari kaleng bekas, memasang sumbu, hingga mendirikan tiang, semua dilakukan bersama-sama.

"Meskipun sempat diguyur hujan, semangat kami tak surut. Alhamdulillah, Lampu Colok raksasa ini bisa dinyalakan dan menghiasi malam Ramadan di Kulim," ujar Raja Faisal.

Festival Lampu Colok tahun ini diikuti oleh 15 kecamatan di Pekanbaru. Raja Faisal optimis Lampu Colok Kulim bisa meraih juara pertama. Tahun lalu, Kulim berhasil meraih juara pertama di tingkat kota dan juara ketiga di tingkat provinsi.

Keindahan Lampu Colok Kulim tak hanya memukau warga Pekanbaru, tetapi juga bisa menarik perhatian wisatawan. Kemegahan dan makna di balik tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri.

Lampu Colok raksasa di Kulim menjadi bukti bahwa tradisi dan budaya dapat dilestarikan dengan cara kreatif dan inovatif. Keindahannya tak hanya memancarkan cahaya, tetapi juga semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya Melayu.


Tulis Komentar