Nasional

Ketahui Proses Hujan Buatan untuk Padamkan Api Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan di Riau.

GILANGNEWS.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau dan Kalimantan hingga kini masih belum berhasil dipadamkan. Musim kemarau yang belum berakhir membuat sebaran api yang melahap hutan dan lahan semakin cepat menyebar.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerapkan teknologi modifikasi cuaca atau kerap dikenal dengan sebutan hujan buatan untuk menanggulangi hal tesebut.

Kepala BBPT Hammam Riza mengatakan pihaknya berupaya menerapkan modifikasi cuaca, kendati terkendala keterbatasan jumlah pesawat milik TNI. Saat ini pihaknya bersama dengan sejumlah instansi sedang mengupayakan melakukan pemadaman titik api dengan berbagai cara.

"Banyak usaha lainnya, tapi agak terkendala dengan ketersediaan pesawat dan lainnya. Pemerintah juga sudah melaksanakan water bombing dan ground operation (KLHK), tapi titik api hotspot sangat banyak dan meluas," jelasnya saat dihubungi media, Jumat (13/9).

Metode modifikasi cuaca merupakan gabungan teknologi, tenaga manusia, dan fenomena alam untuk membantu turunnya hujan.

BPPT menggunakan  pesawat yang telah dimodifikasi khusus untuk menyemai zat higroskopis seperti garam dapur (NaCl) dan CaCl2 di bibit awan yang berpotensi turunnya hujan.

Garam-garam tersebut harus berbentuk butiran halus dengan diameter 10-50 mikron. Nantinya, garam akan membentuk titik-titik uap air.

Hujan buatan sangat dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya awan yang berada di atas wilayah yang membutuhkan hujan. Semakin banyak awan, maka semakin banyak pula rangsangan yang dapat diberikan. Hal tersebut juga mempengaruhi curah hujan yang akan turun.

Setelah muncul awan-awan kecil, penyemaian bubuk urea juga dilakukan beberapa saat setelah penyemaian garam. Fungsi urea adalah sebagai pendingin lingkungan sekitar yang dapat menggabungkan awan-awan kecil menjadi kelompok awan yang lebih besar.

Jika tidak ada awan potensial, kemudian dilakukan penghilangan lapisan inversi dengan menggunakan dry ice yang menjadi penghalang polutan terbang ke arah langit.

Menurut catatan BPPT antisipasi karhutla Riau telah mengerahkan 63 penerbangan dengan menghabiskan sekitar 50 ribu kilogram bahan semai pada 26 Februari hingga 20 April 2019.


Tulis Komentar