Legislator

DPRD Beri Masukan Atas Kemacetan Jalan Tuanku Tambusai, Ini Sarannya

Ketua Komisi IV Sigit Yuwono ST

PEKANBARU- Beberapa hari terakhir, kemacetan di Jalan Tuanku Tambusai /Jalan Nangka, Pekanbaru, makin parah. Kondisi ini terjadi karena ditutupnya u-turn di jalur tersebut, tepatnya u-turn di Simpang Jalan Paus-Tuanku Tambusai. 

DPRD Pekanbaru meminta, agar Dishub Pekanbaru dan OPD terkait, melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang menggunakan jalur tersebut, bisa mencari jalur alternatif lain. 

"Kita tidak boleh saling menyalahkan. Salah satunya menyalahkan pembangunan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Jalan KH Ahmad Dahlan/Pelajar," kata Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru Sigit Yuwono ST, Senin (7/12/2020).

Seperti diketahui, pengerjaan Pembangunan IPAL di kawasan Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, diperpanjang hingga 2021. Ini dilakukan setelah ada Keppres, bahwa anggarannya dipotong sebanyak 25 persen untuk bencana covid. 

"Bahwa ini kita sudah sampaikan, mereka (PT Wika dan PT Hutama Karya), ada addendum waktu," tegasnya. 

Dijelaskan Politisi senior Partai Demokrat ini, bahwa kemacetan Jalan Nangka karena u-turn depan Jalan Paus, harusnya memutar ke Jalan Manggil. 

"Jadi kita minta pihak terkait, untuk meninjau ulang u-turn yang ditutup. Mudah mudahan setelah IPAL selesai dibangun, bisa dibangun lagi. Kita harus melihat harus secara utuh. Dinas terkait jangan seolah olah melihat situasi ini, langsung melakukan penutupan. Tentu menambah kemacetan," tuturnya. 

Komisi IV meminta, agar semua pihak satu visi misi, untuk menyelesaikan dulu pembangunan IPAL di Jalan Pelajar, baru ambil langkah penutupan u-turn. "Jadi singkron dan saling mendukung. Saling koordinasi lah," katanya. 

Di sepanjang Jalan Tuanku Tambusai kini hanya ada 4 u-turn, satu di antaranya sekarang ditutup. Apakah perlu penambahan u-turn di jalur tersebut? 

"Kalau penambahan u-turn, bisa saja. Tapi u-turn di depan Jalan Paus, jangan ditutup dulu. Yang perlu ditertibkan sekarang di kawasan itu, adanya keberadaan Pak Ogah. Karena sangat mengganggu," pintanya. 

Terpisah, Kepala Dishub Pekanbaru, Yuliarso mengatakan, bahwa sebelum menutup u-turn, pihaknya sudah melakukan serangkaian kajian dan analisa bersama Satlantas Kota Pekanbaru, PUPR dan juga Forum Lalulintas Provinsi Riau.

"Untuk tertib dan lancar, ini perlu waktu, " sebut Yuliarso. 

Saat ini yang perlu ditegaskan pihaknya adalah, sosialisasi kepada masyarakat untuk mencari jalan alternatif, dan tidak membuat jalanan makin padat.

"Di mana-mana u-Turn digunakan untuk memecah konsentrasi dari kendaraan yang menumpuk. Ini juga sudah ada kajian dan dihitung dengan kalkulasi tertentu seperti muatan jalan, luas lingkaran dan itu semua ada hitungan teknis yang berdasarkan rumus," jelasnya.

Agar dapat mengurangi beban penumpukan kendaraan yang melintasi Jalan Tuanku Tambusai, Yuliarso menghimbau agar para pengendara ketika jam sibuk untuk menghindari Jalan Tuanku Tambusai dan memilih untuk melewati jalan alternatif.

"Kami juga akan menurunkan tim untuk mengatur kelancarannya, agar tidak macet lagi, " tutur Yuliarso.

Pengerjaan IPAL di sejumlah titik di wilayah Sukajadi, Pekanbaru, kini mengalami peningkatan yang signifikan. PT Wijaya Karya-Karaga KSO selaku pelaksana pekerjaan ini mengklaim, hingga kini, pelaksanaan pembangungan perpipaan air limbah Kota Pekanbaru Area Selatan Paket SC-1, progresnya sudah mencapai 65 Persen, dari total seluruh pekerjaan. 

"Pekerjaan ini tetap berlangsung untuk beberapa ruas jalan hingga mencapai target 100 persen. Pekerjaan yang berjalan sejak April 2019 lalu ini, sudah melakukan rekondisi/pengembalian jalan untuk beberapa ruas jalan yang sudah dikerjakan," kata Manager Project PT Wijaya Karya (Wika), Lutfi Bina.
Diakuinya, selama masa pekerjaan, tentu terdapat beberapa kendala pelaksanaannya. Tentunya membuat beberapa pekerjaan, harus mengalami keterlambatan dari target yang direncanakan. Pengaruh yang paling nyata, dampak dari pandemi covid - 19 yang hingga kini masih mewabah di Indonesia.

Lebih lanjut disampaikan, bahwa pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana APBN ini, harus mengalami rekomposisi/perubahan anggaran. Awalnya pekerjaan ini dianggarkan hingga Desember Tahun 2020, namun kini dialihkan juga hingga anggaran tahun 2021.

Kebijakan tersebut tentunya membuat waktu pelaksanaan proyek IPAL Pekanbaru pun, mengalami perpanjangan waktu, hingga Desember 2021. Ini menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang diterima oleh kegiatan. 

Sekadar gambaran, kegiatan ini merupakan program dari Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Sistem PLP Provinsi Riau Direktorat Jendral Cipta Karya melalui Program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) Kota Pekanbaru, atau dengan kata lain Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T). 

Pekerjaan ini merupakan sistem pengolahan air limbah domestik, dari rumah-rumah warga secara kolektif (jaringan perpipaan), ke sub sistem pengolahan terpusat (IPAL), untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaan (sungai).


Tulis Komentar