Jasad Rs pertama kali ditemukan tetangganya, Ardiana, sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu, Ardiana ke rumah Rs karena ingin mengembalikan cetakan kue.
Melihat Rs tergeletak berlumuran darah, Ardiana ketakutan dan langsung bergegas pergi untuk memberitahukan kepada warga lainnya. Orang yang pertama dikabarkan Ardiana tentang kondisi Rs adalah Ramlah.
Bersama Ramlah, Ardiana kembali ke kediaman Rs. Melihat Rs sudah tidak bernyawa, Ardiana dan Ramlah melaporkan kejadian itu ke kepala desa dan kepolisian setempat.
Diduga Jadi Korban Pembunuhan
Jumat (30/4/2021) sore usai mendapat laporan warga, personil Polsek Rangsangbarat dibantu personil Sat Reskrim Polres Kepulauan Meranti langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Hasil olah TKP, Rs diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan.
Sebab, selain mengalami luka sayatan di leher, beberapa perhiasan Rs juga hilang saat itu. "Korban mengalami luka di bagian leher. Ada perhiasan milik korban yang hilang," kata Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto melalui Kapolsek Rangsang Barat, Iptu JA Lubis.
Melihat kematian Rs tak wajar, jenazah (korban, red) akhirnya dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti untuk visum dan dilakukan otopsi.
Korban Memiliki Satu Anak Kecil
Rs yang baru berusia 27 tahun juga meninggalkan seorang balita. Anak semata wayang korban curas itu baru berusia 2 tahun.
Saat kejadian, suami korban HS (29) tidak berada di rumah karena sedang bekerja. Korban hanya berdua bersama anaknya itu. Beruntung anak semata wayang korban tidak diapa-apakan oleh pelaku.
Terduga Pelaku Ditangkap usai Jasad Rs Dikebumikan
Usai dilakukan otopsi, jenazah Rs (27) dikebumikan hari Minggu (2/5/2021) sore atau dua hari setelah ia ditemukan meninggal dunia. Ibu muda yang menjadi korban pembunuhan itu diantar ke peristrahatan terakhirnya di TPU Desa Banglas Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti.
Beberapa jam usai jasadnya dikebumikan, terduga pelaku pembunuhan akhirnya ditangkap. Sebelum sempat dibawa ke kantor polisi, ratusan warga mengepung rumah terduga pelaku yang tak lain merupakan tetangga korban.
Polisi sempat kewalahan Minggu malam itu. Sampai-sampai, Camat Rangsangbarat Ratna Juwita Sari naik ke mobil polisi, meminta warga tidak main hakim sendiri serta membubarkan diri.
Hingga hampir tengah malam, massa belum juga membubarkan diri. Terduga pelaku baru bisa dibawa polisi sekitar pukul 23.55 WIB. Saat itu, terduga pelaku mendapat pengawalan ketat dari polisi bersenjata lengkap, laras panjang.
Banyak warga setempat tak mengira terduga pelaku berinisial Ay itu tega menghabisi nyawa Rs. Sebab, selain bertetanggaan, antara korban dan terduga pelaku juga disebut-sebut masih memiliki ikatan kerabat.
Saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait motif dan berapa jumlah terduga pelaku.
Dua Tahun Silam, di Tanggal dan Bulan yang Sama Juga Terjadi Pembunuhan IRT
Dua tahun silam, tepatnya pada tanggal 30 April 2019, juga terjadi pembunuhan sadis pada seorang ibu rumah tangga (IRT). EW (34) warga Gang Petai Jalan Manggis Gelora Selatpanjang Kota juga menjadi korban pembunuhan sadis.
Pelaku TIG menghabisi korban karena ketahuan saat akan melakukan pencurian di rumah korban. Korban dihabisi dengan pisau dapur. Leher korban digorok hingga bersimbah darah dan meninggal dunia. EW meninggalkan dua orang anak yang masih kecil.
Tulis Komentar