Legislator

Pemprov Riau Minta Bantuan Peralatan ke Kemenperin untuk SIKIM Pandai Besi

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Riau, Asrizal.

GILANGNEWS.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tengah berupa mendapat bantuan peralatan pandai besi dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Bantuan peralatan tersebut nantinya akan diserahkan ke empat Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sentra Industri Kecil Menengah (SIKIM) pandai besi diempat daerah, yakni Pekanbaru, Rokan Hulu, Kuansing dan Indagiri Hilir.

"Kita tengah berupaya memdapatkan bantuan peralatan pandai besi dari Kemenperin untuk empat daerah itu," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Riau, Asrizal, Minggu (24/1/2021).

Permintaan bantuan itu, lanjut Asrizal, seiiring dengan telah dilaksanakannya pelatihan kerajinan pandai besi membuat dodos dan angrek berstandar SNI kepada masyarakat empat kabupaten/kota.

"Untuk Pekanbaru itu ada 10 orang, Rokan Hulu 20 orang, Kuansing 10 orang, dan Indragiri Hilir ada 10 orang. Mereka ini nanti akan kita bina lagi agar bisa membentuk KUB, yang mengarahkan ke SIKIM," terangnya.

"Karena itu kita berharap bantuan peralatan terwujud, dalam mendukung KUB pandai besi di empat daerah itu," sambung mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau ini.

Asrizal mengatakan, permintaan bantuan peralatan itu tak lepas dengan kerberhasilan SIKIM Pandai Besi Rumbio Jaya Stell, Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kebupaten Kampar dapat yang telah berhasil memenuhi kebutuhan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau.

Dimana SIKIM Pandai Besi Rumbio Jaya yang terdiri dari 79 IKM Pandai Besi ini telah menghasilkan berbagai produk Alat Mesin Pertanian dan Kebutuhan Rumah Tangga. Salah satunya memenuhi kebutuhan alat perkebunan PTPN V.

Asrizal menyampaikan, tahun 2020 SIKIM Pandai Besi Rumbio Jaya telah bekerjasama dengan dengan PTPN V untuk memenuhi alat kebutuhan perkebunan plat merah itu.

"Tahun 2020 kontrak mereka dengan PTPN V mencapai Rp2,5 miliar untuk pemenuhan kebutuhan alat perkebunan, seperti dodos dan agrek untuk memanen buah sawit," bebernya.  

"Dan itu masih kontrak dengan PTPN V, belum lagi kontrak dengan perusahaan perkebunan sawit lain. Tentu ini karena mereka sudah kita fasilitasi memiliki sertifikasi kompetensi untuk membuat dodos dan egrek SNI," tukasnya.


Tulis Komentar